Selasa, 10 Juli 2012

DROP OUT DARI ITB

Drop Out (Dari ITB)



Saat ini sedang ada diskusi mengenai drop out di kampus ITB. Rektor ITB beberapa hari lalu diwawancara dan mengatakan bahwa 5-10% mahasiswa ITB drop out. Penyebabnya umumnya bukan masalah otak tapi masalah lain. Nah, kali ini saya ingin cerita tentang beberapa mahasiswa ITB yang drop out yang saya ketahui.
Saya belum pernah menemui mahasiswa ITB yang drop out karena tidak mampu secara intelektual. Berikut ini beberapa alasan.

Arogansi mahasiswa yang bersangkutan. Yang ini kebetulan saudara saya sendiri. Dia sangat pintar sekali sehingga dia menganggap rendah dosen-dosennya. Akibatnya dia tidak mengerjakan tugas dan bahkan tidak ikut ujian. (Kok hanya segitu saja sih? Demikian jalan pikiriannya.) Tentu saja dia tidak lulus.

Merasa ITB tidak memberikan kontribusi. Yang ini ceritanya ada mahasiswa yang ingin konsultasi ke saya. Dia mungkin tinggal satu tahun lagi kuliahnya, tetapi dia sudah mulai menjalankan bisnis. (Saya tidak tahu bisnisnya apa.) Dia merasa bahwa bila dia tinggal di ITB maka dia hanya menghabiskan waktu saja. Saya coba bujuki agar dia menyelesaikan tugasnya, tetapi nampaknya dia tidak bergeming. Setahu saya dia tidak menyelesaikan studinya.

Masalah finansial. Yang ini karena mahasiswa yang bersangkutan harus menghidupi keluarganya sehingga dia harus bekerja dan mengundurkan diri jadi mahasiswa (ITB). Ini yang membuat saya sedih. Seharusnya tidak boleh ada gagal sekolah hanya karena masalah finansial. Tidak boleh! (Hal yang mirip juga adalah mahasiswa yang beasiswanya tidak turun sehingga dia terpaksa pindah ke luar negeri yang memberikan beasiswa.)

Masalah pribadi dan keluarga. Yang ini juga ada. Karena sifatnya pribadi, saya tidak bisa saya sampaikan di sini. Namun harus diakui bahwa masalah yang mereka hadapi bukan masalah yang mudah diselesaikan. Ada mahasiswa saya yang berhasil selamat, tidak sampai DO.
Yang repot adalah kalau kita (dosen, wali) mau membantu mahasiswa, kita memang harus mau ikut repot.
Memang ada kasus yang saya dengar bahwa mahasiswa DO karena memang mahasiswanya manja. Lagi-lagi bukan masalah kemampuan otak. Biasanya mahasiswa kaget karena di perguruan tinggi mereka harus mandiri. Nah…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar