Selasa, 10 Juli 2012

KISAH SUKSES ARIF - UI MANAJEMEN

Arif Raharto (Manajemen 2005)
Ketika diminta membuat tulisan tentang kisah sukses, sebenarnya saya bingung harus menulis apa. “Enyong durung sukses soale”. Tapi mungkin dengan berbagi pengalaman bisa dijadikan inspirasi oleh rekan-rekan dan adik-adik yang sedang membutuhkan.
Saya punya banyak kenangan yang membuat saya bangga dan bersemangat saat saya mengingatnya kembali. Entah ini disebut keberhasilan atau kesuksesan, namun bagi saya ini adalah keberuntungan yang dilapisi rasa optimis.
Berawal dari SD Negeri Panggung 12 yang tidak memiliki peringkat di Kota Tegal (sekolahe mlosok, tapi cedeke sekolah apik, SD Negeri Panggung 4). Saya lulus dengan nilai pas-pasan, kalau tidak salah dengan NEM 34,08. Kemudian dengan bekal ini mendaftar ke SMP 1 Tegal yang saat itu passing gradenya pada 2 minggu sebelum pengumuman adalah 33,89. Tanpa melakukan percabangan (nekat bae wis, pengene manjing SMP 1 tok)
Alhamdulillah saya berhasil masuk. Kemudian saat lulus SMP 1 Tegal, saya hanya berpikir harus masuk SMA paling bagus di Tegal. Dengan NEM 40,48 saya mendaftar ke SMA 1 Tegal (sing paling apik se dunia) yang memiliki pasing grade 1 Minggu sebelum pengumuman sebesar 39,98 (kalau tidak salah inget). Sekali lagi tanpa nyabang. Alhamdulillah diterima.
Setelah lulus SMA pun saya mencoba mendaftar ke 2 institusi dengan modal nekat. Ke UI dengan nilai Try Out NF tidak pernah menembus jurusan yang saya inginkan (Manajemen UI, paling banter kurang 24 point, skore tertinggi 740an), nekat tetap mengambil jurusan tersebut.
Saya Mendaftar STAN dengan nilai rata-rata 7,04 (syarat minimal daftar 7,00), dan tidak belajar sama sekali (hanya belajar malam sebelum ujian). Saya berangkat ke Jogja malam menjelang ujian, sampai jam 4an dan ujian jam 8an. Dan masuk ke STAN D3 Akuntansi (yang katanya grade tertinggi). Saya tidak tahu ini kisah sukses atau bukan, tapi saya lebih melihatnya sebagai keberuntungan karena optimis.
Setelah di kampus, saya mengidamkan bisa menjadi ketua Sintesa (sung, pengen nemen), tapi melihat umur yang tidak mencukupi, akhirnya saya memilih jadi ketua SGTT VI (even paling apik se Negara Tegal). Hanya unggul 1 suara dari Bang Ipin (calon PO juga) saya kemudian menjadi seorang PO SGTT. Saya juga berkeinginan menjadi seorang GM (General Manager/Manajer Pimpinan) di usia muda (inilah yang memotivasi saya masuk FEUI Manajemen).
Untuk mewujudkan itu, saya membentuk organisasi bawah tanah (alah bahasane serem), tepatnya organisasi bisnis yang disebut Al Mumtaz Progressio (dengan Core Business kursus privat). Disinilah saya menisbatkan diri menjadi seorang GM. Semua ini didorong oleh sebuah kepercayaan bahwa apa yang saya katakan harus saya usaha untuk mewujudkan menjadi kenyataan. Saya pernah mengatakan pada Ibu saya bahwa saya harus masuk UI, Alhamdulillah saya masuk UI.
Saya pernah mengatakan pada teman-teman bahwa saya ingin membuat lembaga privat, saya mewujudkannya, saya pernah mengatakan pada teman-teman bahwa saya ingin menjadi ketua Sintesa, namun tidak terwujud saya gantikan dengan ketua SGTT. Everything is about what you say. Beranggapan bahwa apa yang anda ucapkan adalah sebuah janji dan hutang yang harus anda penuhi akan membuat anda menjadi semakin kuat.
Kini, saya telah memiliki beberapa usaha yang berkembang, private, laundry, dan rental projector. Sesuai dengan ikrar saya pada diri saya pribadi juga agar saya kuliah tanpa bantuan orangtua. Namun saya masih belum bisa menyatakan ini sebagai kisah sukses, karena perjuangan menuju kesuksesan baru saja dimulai. Saya baru saja berniat untuk sukses. Dan mendapatkan kesuksesan di akhirat yang jauh lebih penting.
Untuk rekan-rekan Sintesa. “Jika anda ingin impian anda menjadi kenyataan maka katakanlah, dan berusahalah agar yang anda katakan bisa menjadi kenyataan”. Itulah resep sukses saya selama ini. Tak lupa doa kepada Allah yang selalu mendengarkanmu. Dialah yang selama ini memperhatikan niat dan keinginan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar