Selasa, 10 Juli 2012

PENGALAMAN ERA MASUK FKUI

        “Sedikit Pengalaman Masuk FKUI”



Era Renjana (FKUI 2005)
Sedikit berbagi pengalaman masuk FKUI, tidak banyak memang, tapi semoga adik-adik dan teman-teman dapat mengambil pembelajaran darinya.

Bermula dari kebingungan yang sangat di pertengahan semester ke-enam. Bingung karena harus menentukan sebuah pilihan yang sulit, sebuah pilihan yang akan menentukan tujuan hidup. Bukan sekedar memilih kemana harus melanjutkan sekolah, tetapi juga menentukan masa depan yang akan dijalani. Harus dengan berbagai pertimbangan: minat, kemampuan akademis, kemampuan materi, kampus dan lingkungannya, karir setelah lulus serta rasa ingin membahagiakan kedua orang tua.
Terdapat banyak pilihan, banyak perguruan tinggi, dengan banyak Fakultas yang semuanya baik. Semakin bingung untuk menentukan yang terbaik yang mampu untuk dijalani. Ingin mencoba sekolah tinggi dengan ikatan dinas karena bisa langsung bekerja, ingin pula belajar mengenai psikologi, statistik, keguruan, dan kedokteran. Diantara beberapa pilihan tersebut, ada satu yang sering terlintas di pikiran yakni Fakultas Kedokteran.

Mungkin karena itu adalah cita-cita yang pernah terbersit di masa kecil, saat hati dan pikiran masih jernih, masih penuh dengan mimpi dan angan-angan yang tinggi. Keinginan untuk menjadi dokter mulai ada sejak kelas 4 SD, saat dirawat di sebuah rumah sakit karena sakit demam berdarah. Meski hilang-timbul (kadang ingin, kadang tidak), rupanya impian itu telah benar-benar tertanam dalam hati. (Mungkin malaikat telah mencatat dan Tuhan pun tahu bahwa anak kecil ini ingin menjadi dokter kelak).

Setelah yakin ingin masuk Fakultas Kedokteran (FK), kini tiba saatnya untuk menentukan pilihan Universitas. Berbekal informasi saat Briefing awal UI ke sekolah serta pengalaman saat ikut Tour d’UI 2005, timbul keinginan untuk kuliah di UI. Berbagai informasi lain pun dicari untuk mengetahui lebih jauh mengenai perkuliahan di UI, terutama FKUI. Universitas Indonesia menjadi pilihan karena aku merasa bahwa UI merupakan pusat ilmu di Indonesia.

Aku berharap jika aku bisa masuk FKUI maka aku akan mendapatkan ilmu yang baik, dengan bimbingan staf pengajar yang terbaik, serta dapat bersaing dengan teman-teman terbaik dari penjuru negeri. Selain itu, FKUI yang terletak di pusat ibukota (dengan berbagai hiruk pikuk dan keragaman penduduknya) kuharap bisa menempa diriku menjadi manusia dewasa yang sesungguhnya. Saat itu aku berpikir bahwa jika aku tidak masuk FKUI maka aku tidak akan sekolah kedokteran, tetapi mengambi Fakultas/jurusan lain. Dengan berbagai pertimbangan dan dari informasi yang didapat serta masukan dari orang tua, akhirnya niat untuk masuk FKUI semakin mantap.

Untuk menuju ke FKUI ada 2 jalur, yaitu SPMB dan PPKB (PMDK). Selayaknya siswa SMA yang lain, tentulah aku ingin mengikuti SPMB. Namun ada satu hal yang menarik bagiku, yaitu PMDK. Istilah PMDK sebenarnya bukan hal yang asing, karena dulu orang tuaku pernah bercerita tentang salah satu siswa mereka yang bisa masuk perguruan tinggi tanpa tes. Sepertinya bangga sekali bila lolos PMDK karena bisa membahagiakan orang tua dan sekolah.

Sejak saat itu terpikir olehku untuk bisa masuk perguruan tinggi melalui PMDK. Mengingat sebelumnya ada kakak kelas yang lolos PPKB UI, maka akupun ingin mencoba jalur tersebut. Sebenarnya saat itu masih ada keraguan bahwa aku bisa lolos PPKB FKUI. Masih ada rasa takut dan kurang percaya diri untuk ikut PPKB FKUI. Kembali aku berpikir, merenung dan berdoa mohon petunjuk agar diberikan yang terbaik.

Aku juga berkonsultasi dengan orang tua, guru, kakak kelas yang sudah masuk UI, serta dengan kepala sekolah. Ternyata mereka semua mendukung keinginanku sehingga aku semakin yakin untuk masuk FKUI melalui jalur PMDK. Akhirnya aku melawan ketakutanku dengan memberanikan diri mengikuti seleksi PPKB FKUI.

Formulir PPKB UI akhirnya datang jua. Empat buah formulir, semuanya untuk program IPA. Sungguh sangat bersyukur karena aku termasuk salah satu siswa yang dipercaya untuk mengisi formulir tersebut. Dengan mengucapkan BaSMAlah, kuisi formulir itu satu per satu. Kulingkari pilihan Fakultas yang sesuai dengan isi hatiku, yang telah kuhayati dalam beberapa hari terakhir:

Fakultas Kedokteran.
Selain mengisi formulir, ada beberapa berkas yang harus dilampirkan seperti fotokopi nilai rapor, sertifikat perlombaan yang pernah diperoleh, akta kelahiran, dan lainnya. Bagiku ini bukanlah hal yang main-main. Karena selain menyangkut masa depan, aku tidak ingin mengecewakan orang-orang di sekitarku. Jika aku bisa lolos, maka ini adalah hadiah bagi semua orang yang menyayangiku.
Waktu berlalu, ujian akhir pun telah berakhir. Tapi pengumuman PPKB UI belum juga ada. Bahkan sudah dicoba menghubungi UI langsung, namun tak ada jawaban. Katanya ditunggu saja, nanti juga sampai melalui pos. Semakin lama pengumuman itu tiba, semakin gundah pula perasaan ini. Di satu sisi, ada keraguan untuk diterima di FKUI. Tapi di sisi lain, yang entah darimana datangnya, selalu ada keyakinan yang lebih kuat bahwa aku bisa masuk PPKB FKUI. Tak ada yang dapat dilakukan selain berdoa dan berdoa agar diberikan yang terbaik.

Hari Selasa bulan Juni 2005. Aku pergi ke sekolah untuk memastikan apakah pengumuman itu sudah sampai atau belum. Suasana sekolah sepi, tak ada teman-teman. Begitu sampai di pintu ruang BK aku langsung disambut dengan ucapan selamat. Aku bingung, namun ucapan itu semakin jelas “Selamat ya… kamu diterima di FKUI”. Suatu kebetulan yang tak disangka karena ternyata surat itu sudah sampai beberapa saat sebelum aku tiba di sekolah. Aku masih tidak percaya hingga kubuka sendiri surat itu dan tertulis namaku, yang di bawahnya tertulis dengan jelas FAKULTAS KEDOKTERAN. Oh, Tuhan… Tak ada lagi yang dapat kulakukan selain bersyukur, bersyukur dan bersyukur.
Aku pulang dengan perasaan yang bercampur baur. Rasanya ingin sekali menangis dan berteriak, menangis karena haru dan bahagia. Aku benar-benar menikmati perjalanan pulang sambil mengingat semua kejadian di setiap tempat yang dilewati. Sebuah perjalanan yang telah mengantarkanku menuju cita-citaku untuk menjadi dokter, menjadi mahasiswa kedokteran di FKUI.

Aku memutar kembali memoriku waktu sekolah dulu, dari TK hingga SMA. Saat belajar, mengerjakan tugas, ulangan harian, hingga ujian nasional. Apa yang telah dijalani rasanya tak ada yang tak berarti. Semua mempunyai maksud tersendiri yang telah digariskan oleh-Nya. Tuhan benar-benar telah mengatur setiap jalan kehidupan makhluk-Nya. Bagiku ini adalah suatu anugerah yang luar biasa besarnya. Sebuah pengalaman yang tak akan pernah terlupa sepanjang hidup.

Masuk FKUI memang bukan hal yang mudah, apalagi melalui jalur PMDK. Tapi tak ada sesuatu yang tidak mungkin. Semua masih mungkin terjadi selama kita mempunyai niat dan usaha untuk mewujudkannya, dengan diiringi dengan doa yang tulus. Semua yang tertulis di sini adalah wujud dari buku karangan dr. Hasbullah Thabrany (mantan Dosen FKM UI) yang terbaca di saat sedang bingung menentukan pilihan. Bahwa ambisi, kerja keras, disiplin dan nasib sering membawa seseorang menuju sukses.

Jalur masuk FKUI
SIMAK UI
Tata cara ujian dan soal-soalnya mirip SPMB, tesnya dilakukan sebelum ujian nasional. Kuotanya lebih besar dari SPMB.

SPMB
Tips untuk SIMAK dan SPMB: banyak latihan soal, tiap soal diperdalam dan dimengerti sehingga untuk latihan selanjutnya lebih mudah. Karena tipe soalnya sebenarnya sama, hanya angkanya atau soalnya yang dibalik-balik. Kalau bisa punya target: misal satu hari 100 soal. Perhatikan juga passing grade-nya. Hampir semua mahasiswa FKUI ikut bimbingan belajar untuk lebih menguasai SPMB atau SIMAK.

PPKB (PMDK)
Sekarang ini lebih diutamakan untuk daerah di luar jawa. Masih belum tahu mekanisme penilaiannya bagaimana, karena yang turun tangan pihak rektorat langsung. Yang perlu diperhatikan adalah kestabilan nilai rapor (terutama nilai di bidang IPA). Selain itu, sertifikat-sertifikat juga mempunyai nilai tersendiri, juga dari segi psikologis (misal dilihat alasan memilih Fakultas itu, tulisan, foto, dll).

PPDD
PPDD (Progam Pengembangan Dokter Daerah)  biayanya lebih mahal, bisa dibiayai daerahnya atau biaya sendiri. Sekarang hanya berlaku di luar Jawa-Bali.
Biaya masuk dan semester

Biaya masuk (uang pangkal) 25 juta. Masih bisa dapat keringanan, tergantung bagaimana negosiasi dengan pihak dekanatnya. Kalau mau mengajukan keringanan biasanya harus melampirkan fotokopi kartu keluarga, slip gaji orang tua, rekening listrik & telepon, dll (tergantung permintaan dari UI).
Biaya semester 7,5 juta. Masih boleh minta keringanan juga, tapi tiap semester harus mengajukan keringanan tersebut ke dekanat. Lain-lain tidak dipungut biaya (praktikum dll). Kecuali untuk pribadi seperti beli buku-buku dan diktat. Di FKUI tersedia banyak beasiswa, lumayan untuk nambah beli buku ^_^ (Kalau ingin mencari tambahan uang saku, ada banyak tawaran untuk menjadi guru les)
Perkuliahan

Kurikulum di FKUI adalah KBK (Kurfak 2005) yang menuntut mahasiswanya untuk aktif dan belajar mandiri. Dalam kurfak 2005 tidak ada sistem SKS, tetapi menggunakan sistem modul. Tiap modul ada nilai SKS-nya (misal: Modul Empati 6 SKS), dan tiap semester sudah ditentukan berapa modul yang harus dipelajari. Dalam sistem KBK ini terbagi menjadi 3 tahap, yaitu:

Tahap I (Foundation Medical Science)
Tahap ini dilaksanakan pada semester pertama, yang meliputi MPKT (Mata kuliah Pengembangan Kepribadian Terintegrasi), Bahasa Inggris, Seni/olah raga dan agama (keempat modul ini diwajibkan oleh UI). Modul ini diadakan untuk menyeragamkan kemampuan mahasiswa dan dapat dikatakan sebagai pemanasan sebelum benar-benar belajar ilmu kedokteran. Mulai dari sini kita diajari untuk berdiskusi dengan metode problem based learning.

Selain itu, pada akhir semester ada pembelajaran mengenai empati (cara berkomunikasi dengan pasien, sikap dokter yang baik, dll), P2K2 (Pertolongan Pertama pada kecelakaan dan Kegawat-daruratan) serta Riset. Dalam modul riset ini dipelajari mengenai bagaimana membuat proposal penelitian, mengolah data, dan membuat laporan. Setiap mahasiswa FKUI harus melakukan penelitian, membuat laporan penelitian dan mengikuti ujian (semacam sidang skripsi) sebagai syarat untuk wisuda sarjana kedokteran.

Tahap II (Medical Science)
Tahap kedua dilaksanakan pada semester kedua sampai semester keenam. Disini sudah mulai belajar kedokteran, dari ilmu kedokteran dasar (sel, biokimia, fisiologi, dll), ilmu kedokteran klinik (lebih spesifik membahas organ-organ tubuh), hingga ilmu kedokteran komunitas (lingkungan, pekerjaan). Materinya terintegrasi dalam sistem modul.

Tahap III (Clinical Practice)
Merupakan tahap terakhir yang harus dilalui yang dilaksanakan pada semester ketujuh hingga semester sepuluh. Pada tahap ini kita mulai bertemu langsung dengan pasien dan mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari sebelumnya.

Untuk tahap preklinik (tahap I dan II), ujiannya adalah ujian tulis dan ujian praktikum. Sedangkan pada tahap klinik ujiannya meliputi ujian tulis dan ujian kasus. Penilaian tidak hanya diambil dari hasil ujian, tetapi juga dari hasil diskusi, tugas, dan absensi. Jika nilainya belum memenuhi batas kelulusan, maka akan diadakan ujian ulang. Jika dengan ujian ulang nilainya masih belum cukup juga, maka dikatakan tidak lulus. Jika ada satu atau lebih modul yang gagal/tidak lulus, maka wajib mengulang modul tersebut tahun berikutnya.

Setelah melalui semester kedelapan dan menyelesaikan riset, mahasiswa wajib mengikuti wisuda dengan gelar Sarjana Kedokteran. Setelah melalui semester sepuluh maka wajib mengikuti wisuda pelantikan dokter, mengambil angkat sumpah jabatan sebagai dokter, dan resmi menjadi Dokter. Selanjutnya harus mengikuti kegiatan magang (internship) selama 1 tahun di beberapa rumah sakit yang telah ditentukan.

Rumah sakit pendidikan FKUI adalah RSCM, yang merupakan pusat rujukan nasional. Rumah sakit lain adalah; RS Jantung dan Pembuluh Darah harapan Kita, RS Paru Persahabatan, RSUD Tangerang, RSPI Sulianti Saroso, RS Kusta Sitanala, RS Fatmawati. Staf pengajar sebagian besar adalah alumni FKUI dan dokter di RSCM.

Tips belajar
Pertama, jangan kaget yang berlebihan. Karena begitu masuk FKUI, maka yang ada disekitar kita adalah orang-orang pintar. Perhatikan betul-betul setiap kuliah. Karena kuliahnya hanya sedikit, jadi rugi kalau tidak menyimak kuliah dengan baik. Boleh juga kalau bisa merekam dan diulang rekamannya di rumah.

Belajar dicicil, jangan ditumpuk beberapa hari sebelum ujian. Kalau bisa bentuk kelompok belajar, karena bahan yang harus dipelajari sangat banyak. Tiap orang mempelajari satu bahasan, nanti sharing antar anggota kelompok. Biasanya ini lebih efektif daripada belajar sendiri. Kuliah di FKUI sistemnya KBK, lebih banyak diskusi dan belajar mandiri. Jadi, manfaatkan waktu dengan baik. Kalau dapat tugas mandiri, pelajari dengan baik karena itu adalah sarana belajar yang efektif.
Saat diskusi perhatikan juga penjelasan dari teman-teman yang lain, itu juga cukup efektif untuk memperdalam materi. Jika ada kesulitan, jangan ragu untuk bertanya ke teman atau kakak kelas atau ke dosen langsung. Jangan terlalu stress. Materi yang harus dipelajari di FK memang banyak dan sulit, tapi jangan dibikin stress. tetap serius belajar, tapi luangkan waktu untuk santai juga (main, istirahat, dll)

Kampus
Kampus FKUI terletak di Jl. Salemba Raya 6 Jakarta Pusat. Ruang kuliah: AC, sound system , laptop dan LCD, kapasitas >200 orang. Sekali kuliah langsung satu angkatan (sekitar 200 orang)  pintar-pintar cari tempat duduk  posisi menentukan prestasi ^_^
Ruang diskusi: AC, kursi chitos, flip chart. Laboratorium: AC, sarana dan peralatan cukup lengkap untuk praktikum. Fasilitas kampus: perpustakaan 24 jam, laboratorium komputer (bisa internet gratis), wifi, musholla, kafetaria, lapangan olah raga, pusat kebugaran/fitmes (kalo yang ini bayar), lapangan parkir (bagi yang membawa kendaraan), dan lainnya.
Lingkungan sekitar kampus FKUI: kampus Universitas YAI dan BSI, RSCM, bank BNI, Masjid ARH, kampus pasca sarjana UI, kampus ekstensi FE, Pasar Kenari. Tempat-tempat umum: Rumah Sakit, stasiun Cikini, pusat perbelanjaan, bioskop, perpustakaan nasional, toko buku gramedia, toko buku kwitang, dll. Transportasi ke dan dari kampus cukup terjangkau. Bisa kemana saja dengan mudah, di depan kampus ada halte bus umum dan halte busway.

Biaya hidup dan lingkungan sekitar
Biaya hidup di Jakarta tidak murah (jangan dibandingkan dengan di Depok). Untuk kos-kosan berkisar dari 350 ribu sampai 2 juta per bulan, tergantung fasilitas. Tempat kos banyak tersedia di sekitar kampus. Di sana ada banyak perantau, baik mahasiswa maupun pegawai kantoran. Penduduk sekitar juga memaklumi akan adanya anak kos. Insya Allah aman! Transportasi ke kampus bisa dengan jalan kaki atau angkot.
Untuk makanan yang termurah 5 ribu-an. Jenis makanan bervariasi, mulai dari warteg sampai sushi.Untuk FK tersedia asrama, yaitu Asrama Wismarini dengan harga 275 ribu per bulan. Letaknya cukup jauh, yakni di Jalan Otista Jakarta Timur. Untuk transportasi Asrama-Kampus tersedia bus kuning pada pukul 06.30 dan 15.00 (jika tidak ada bus kuning, bisa naik angkot atau busway).

5 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Bagus kak artikelnya,saya jadi termotivasi untuk lebih bekerja keras demi masuk FKUI atau FKUGM.Saya masih kelas 10 MIA(IPA namanya MIA di Kur.2013) dan masih mempunyai banyak waktu untuk belajar dan berusaha.Doakan saya ya kak :D

    BalasHapus
  4. Barakallah ......,,InsyaAllah bermanfaat buat yang ngebaca coretan sahabat kecil q dulu....."hafidzokallah Era ..,,Aminn ya Robbal Allamin

    BalasHapus
  5. Subhanallah.. semoga menjadi dokter yg membawa kebaikan untuk umat. Dan smoga kalo aq belum bsa jd dokter. Anakku yg jd dokter. Aamiin..

    BalasHapus