Dalam berbisnis, belajar sudah menjadi keharusan. Tanpa belajar, pelaku bisnis
dapat dipastikan akan jauh tertinggal dan tersingkir dari persaingan, karena
belajar menumbuhkan inovasi, dan inovasi melahirkan perubahan positif yang
diperlukan dalam berbisnis. Belajar pun harus dilakukan dengan cepat, bahkan
jika mungkin, harus lebih cepat dari pesaing, dan dari perubahan yang terjadi.
Jadi, untuk sukses di bidang apa pun yang kita tekuni, kita harus ”BELAJAR”.
Belajar yang bagaimana yang bisa membawa sukses? Simak belajar untuk sukses
berikut.
Manfaat Belajar
Menurut D.A Benton yang telah
mensurvei para CEO (Chief Executives Officers) dari berbagai bidang industri,
belajar merupakan salah satu kebiasaan penting para CEO sukses. Pemimpin
perusahaan yang efektif senantiasa mengembangkan diri dengan belajar, karena
mereka banyak mendapatkan manfaat dari kebiasaan sukses ini.
Orang
penting. Dengan banyak ”belajar” kita menjadi orang yang memiliki banyak
pengetahuan. Orang sekitar kita pun akan melihat dan merasakan ”aset”
pengetahuan yang kita miliki, sehingga mereka akan datang kepada kita untuk
mendapatkan ”solusi” yang mereka cari. Dengan demikian, kita bisa menjadi orang
yang diperlukan oleh orang-orang sekitar kita, karena dianggap dapat memberikan
manfaat, solusi bagi mereka. Alhasil, kemungkinan besar kita tidak akan
tersingkir dari persaingan di tempat kerja. Sebaliknya, pengetahuan kita yang
terus bertambah tersebut akan bisa membuka kesempatan besar untuk melaju dalam
karier, ataupun dalam persaingan bisnis.
Misalnya: Rini, yang memiliki banyak
pengetahuan dan keterampilan, senantiasa menjadi andalan teman-teman, bahkan
atasannya sebagai ”narasumber” dalam membantu mereka mengatasi berbagai masalah.
Rini, yang memiliki pengetahuan bahasa Inggris paling baik di antara
teman-temannya, dan pengetahuan yang luas dalam bidang pemasaran dan keuangan,
selalu saja dimintai pendapat dalam membuat surat dan proposal bisnis penting
untuk mitra asing, ataupun dalam menyiapkan presentasi bisnis dan negosiasi
dengan calon pembeli. Atasan Rini pun selalu membawa Rini dalam pertemuan dengan
mitra bisnis asing, ataupun dalam menghadiri pertemuan-pertemuan bisnis di luar
negeri.
Keputusan berkualitas. Pengetahuan dan keterampilan yang kita
dapatkan dari kebiasaan belajar, bisa menjadi alat ampuh dalam membantu kita
mengambil keputusan yang berkualitas. Dengan kemampuan yang selalu
disempurnakan, kita menjadi lebih bijak dalam melihat suatu permasalahan, karena
bisa melihat permasalahan dari sudut pandang yang lebih luas. Hal ini membantu
kita untuk menghasilkan alternatif solusi yang lebih beragam, dan lebih tajam
karena didukung dengan pengetahuan dan keterampilan yang lebih
kaya.
Misalnya: Toto, yang memiliki minat besar dalam bidang e-learning,
beberapa bulan terakhir ini banyak membaca berbagai literatur di bidang
pembelajaran elektronik. Ketika perusahaan IT tempat ia bekerja kemudian
mengembangkan bisnis ke arah e-learning, ia diberi kepercayaan untuk pembuatan
proposal pengembangan bisnis di bidang e-learning. Ditunjang dengan
pendidikannya di bidang keuangan, keterampilan di bidang teknologi informasi,
dan pengetahuan yang baru saja dipupuknya di bidang e-learning, Toto berhasil
menyusun berbagai keputusan bisnis yang lebih berkualitas dan dengan derajat
keyakinan sukses yang lebih tinggi.
Master of change. Pembelajaran
senantiasa membawa perubahan, karena pengetahuan dan keterampilan yang baru,
seseorang memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan. Di dunia bisnis yang
diwarnai dengan perubahan yang cepat. Para pelakunya harus senantiasa menelurkan
perubahan. Jika pelaku bisnis tidak berubah, maka mereka akan dilibas oleh
perubahan tersebut. Sebaliknya, dengan senantiasa melakukan pembelajaran yang
berkesinambungan, pelaku bisnis bisa menjadi pihak yang mengendalikan perubahan
(master of change), bukan pihak yang menjadi korban perubahan.
Misalnya:
Untuk memasuki bisnis teknologi tinggi yang penuh perubahan, pemain baru di
industri ini haruslah menawarkan sesuatu yang baru agar bisa tampil sebagai
pemenang. Inilah yang dilakukan oleh Michael Dell, pebisnis yang pada saat itu
masih sangat muda. Pengetahuannya yang kuat di bidang perakitan komputer, serta
kebiasaan belajarnya yang diperoleh dengan senantiasa mengamati perubahan yang
terjadi di industri yang ditekuni, mendorong pemuda ini untuk berani tampil
melibas pemain lama di dunia perakitan komputer. Cara baru yang cepat, unik, dan
cerdas di tawarkan pada pelanggan, yaitu kesempatan untuk merakit komputer
sesuai dengan kebutuhan sendiri, dengan harga yang relatif lebih murah, dan
pengiriman yang lebih cepat.
Apa Yang Dipelajari
Okay.
Sekarang kita sudah yakin bahwa belajar itu dapat mendatangkan banyak manfaat.
Tapi, apa sih sebenarnya yang harus kita pelajari?
Yang diperlukan. Prioritas
utama dalam pembelajaran tentunya adalah pembelajaran seputar topik-topik yang
bisa langsung diperlukan untuk menunjang pekerjaan kita. Jika kita bergerak di
bidang IT solution, tentunya kita harus banyak melahap literatur (buku, artikel,
majalah) yang berhubungan dengan teknologi informasi. Kita juga bisa belajar
dengan mengamati sepak terjang tokoh-tokoh bisnis IT ataupun perusahaan IT yang
telah sukses di bidang masing-masing. Jika kita bergerak di bidang SDM, pastilah
topik-topik pengembangan sumber daya manusia, dan pelatihan-pelatihan yang
diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia menjadi topik-topik
utama yang perlu kita gali.
Yang menunjang. Selain mempelajari
pengetahuan dan keterampilan yang secara langsung berkaitan dengan pekerjaan
yang kita tekuni, kita juga bisa mempelajari pengetahuan dan keterampilan
penunjang, yaitu yang bisa memberi nilai tambah bagi kualitas pekerjaan kita.
Pengetahuan dan keterampilan bernegosiasi, berkomunikasi dengan efektif,
menyusun anggaran, mengendalikan dan memimpin orang lain, project management,
serta menyusun anggaran sudah pasti dapat membantu kita dalam menjalankan
pekerjaan kita dengan lebih baik.
Yang disenangi. Pengetahuan dan
keterampilan yang langsung terkait ataupun yang tidak langsung dapat menunjang
pekerjaan kita memang sangat diperlukan. Tapi, yang juga kita perlukan adalah
pengetahuan dan keterampilan yang dapat memberi kesenangan dan kenikmatan bagi
kita. Biasanya pengetahuan dan keterampilan ini berkaitan dengan minat dan hobi
kita. Jika kita adalah seorang akuntan, tapi memiliki minat besar di bidang
otomotif, kita bisa saja melahap bahan bacaan, melakukan observasi tentang dunia
otomotif. Jika, ternyata kita mendapat kesempatan untuk mengaudit sebuah
perusahaan otomotif, kita sudah memiliki latar belakang kegiatan otomotif yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan kita. Jadi, galilah dan pupuk minat
kita walaupun sepertinya tidak terlalu berhubungan dengan pekerjaan kita saat
ini.
Yang meningkatkan kualitas watak. Yang juga perlu diingat dalam
mencari hal-hal yang harus dipelajari, adalah tidak sekedar pengetahuan dan
keterampilan ”teknis” semata. Yang lebih penting adalah melakukan pembelajaran
dalam hal-hal yang dapat meningkatkan kualitas watak, misalnya: belajarlah juga
bagaimana mengembangkan integritas, kejujuran, disipilin, keyakinan sukses,
kepemimpinan dan komitmen. Semua ini bisa kita gali melalui pengamatan terhadap
atasan, bawahan, teman sejawat, ataupun tokoh sukses di sekitar kita. Sumber
lain yang juga sangat kaya akan hal-hal yang dapat meningkatkan kualitas watak
adalah buku-buku biografi orang-orang terkenal.
Prinsip
Belajar
Lalu, prinsip apa yang dapat kita terapkan dalam melakukan
pembelajaran yang berkelanjutan? Ada dua prinsip yang harus kita perhatikan,
yaitu:
Komitmen. Douglas Brown, seorang pakar bahasa, mengatakan bahwa jika
ingin belajar dengan sukses, prinsip utamanya adalah komitmen, yaitu: komitmen
secara fisik, mental, dan emosional. Prinsip ini tidak hanya berlaku bagi
pembelajaran di bidang bahasa, melainkan juga di bidang-bidang lain. Menurut
Brown, agar belajar memberikan hasil yang maksimal, seorang pembelajar perlu
secara fisik memberikan komitmennya dalam belajar, misalnya dengan menyediakan
waktu khusus untuk belajar, terlibat secara fisik dalam mencari bahan-bahan yang
harus dipelajari, ataupun mencatat hal-hal penting yang ditemui dalam belajar.
Komitmen secara mental juga diperlukan, yaitu dengan memproses informasi yang
didapatkan (bukan sekedar mendengar informasi selintas, dari kuping kiri ke
kuping kanan, atau membaca selintas tanpa menyimak). Komitmen secara mental bisa
dilakukan misalnya dengan mengaitkan informasi yang baru diterima, dengan
pengalaman kita, dan mencari cara ataupun kesempatan untuk menerapkan informasi
baru ini untuk meningkatkan kualitas pekerjaan, kegiatan, dan kehidupan kita.
Sedangkan komitmen secara emosional melibatkan upaya untuk ”menyukai” apa yang
kita pelajari. Tanpa rasa ”senang” akan sulit bertahan dalam belajar, terutama
jika kita menghadapi bagian-bagian yang sulit untuk dicerna. Kesenangan akan
topik yang dipelajari akan tumbuh jika kita bisa mencari dan menggali manfaat
dari topik yang dipelajari tersebut, atau jika kita memiliki minat yang tinggi
terhadap topik tersebut.
Praktik. Prinsip lainnya adalah praktik.
Mempraktikkan pengetahuan dan keterampilan yang baru dipelajari akan memberikan
manfaat optimal bagi peningkatan kualitas hidup kita. Tanpa praktik,
lama-kelamaan pengetahuan dan keterampilan tersebut akan menjadi usang. Seperti
halnya belajar mengendarai mobil. Jika kita hanya ”membaca” dan ”memahami”
petunjuk dalam mengendarai mobil, tanpa ada usaha untuk mencoba ”menjalankan”
mobil tersebut, maka pengetahuan ini akan sia-sia, kita tidak akan bisa
mengendarai mobil. Kita harus mau mencoba turun ke jalan. Pada mulanya pasti
banyak hambatan, tapi dengan berjalannya waktu, dan keinginan untuk belajar dari
tiap kesalahan yang kita lakukan, kita akan semakin mahir dalam mengendarai
mobil. Jadi, pengetahuan dan keterampilan yang baru dipelajari, agar dapat
memberikan manfaat yang optimal, perlu ”DIPRAKTIKKAN”.
Strategi
Belajar Sukses
Setelah mengetahui manfaat belajar, apa yang harus
dipelajari, dan prinsip yang bisa diterapkan untuk belajar, kita juga perlu
mengetahui strategi belajar yang dapat memberikan hasil yang optimal. Banyak
strategi belajar yang bisa kita pilih untuk diterapkan. Beberapa di antaranya
adalah sebagai berikut.
Belajar Efisien. Survei yang dilakukan terhadap
orang-orang yang sudah mencapai posisi puncak membuktikan bahwa mereka memiliki
kebiasaan ”belajar”. Pertanyaan selanjutnya: Bagaimana mereka bisa memiliki
waktu belajar di tengah kesibukan mereka? Ternyata mereka bisa belajar kapan
saja, dimana saja, dan dari siapa saja. Selain dari membaca buku, majalah dan
surat kabar di rumah, mereka juga bisa memanfaatkan waktu menunggu, waktu makan
siang, waktu di jalan (berkendaraan, maupun dalam penerbangan dan perjalanan
dengan kereta api) untuk menambah ilmu.
Selain membaca, mereka juga
memanfaatkan waktu mereka untuk melakukan observasi lapangan berbagai hal yang
terjadi sekitar mereka. Cara lain yang mereka terapkan adalah mendengarkan
informasi berbentuk ”audio” (kaset, CD) dalam perjalanan atau dalam melakukan
pekerjaan lain. Mereka juga menyerap informasi penting dan menarik dari diskusi
dengan sesama profesional, atasan, bawahan, pelanggan, guru, pelatih, dan juga
dari pesaing. Mereka juga sering menyempatkan diri untuk menghadiri seminar,
workshop, ataupun pelatihan singkat, ataupun menyempatkan waktu untuk
meningkatkan diri melalui sarana elektronik (misalnya: anggota beberapa mailing
list, memanfaatkan fasilitas e-learning).
Belajar Efektif. Seperti juga
kepribadian, setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda. Ada yang lebih
mudah belajar melalui audio. Ada yang lebih dapat menyerap informasi yang berupa
tampilan secara visual. Ada juga yang lebih mudah menyerap informasi melalui
gerakan. Selain gaya belajar yang dihubungkan dengan indera, gaya belajar juga
bisa dihubungkan dengan waktu. Sebagian orang lebih mudah belajar di pagi atau
siang hari. Sedangkan sebagian lagi lebih mudah belajar di malam hari. Yang
penting adalah mengenali gaya belajar kita. Setelah itu kita bisa menyusun
strategi belajar yang disesuaikan dengan gaya belajar kita.
Misalnya,
jika kita lebih mudah belajar di malam hari dan kita cenderung lebih efektif
menyerap informasi dalam bentuk visual, maka strategi belajar kita adalah
belajar hal-hal yang serius di malam hari dengan menggunakan input visual
ataupun memvisualisasikan informasi yang kita terima (misalnya, kita bisa
menggambarkan informasi yang kita baca dengan diagram, simbol-simbol, flowchart,
grafik, yang dapat mempermudah pemahaman kita akan informasi yang akan kita
serap).
Belajar Bijak. Pengalaman (terutama kegagalan, kesuksesan, kesalahan)
adalah guru yang terbaik. Jadi, jangan pernah melewatkan kesuksesan yang kita
raih, kegagalan yang kita alami, dan kesalahan yang kita lakukan tanpa memetik
pengalaman dari hal-hal tersebut. Tetapi waktu kita untuk belajar dari
pengalaman sangat terbatas. Kita tidak akan bisa memanfaatkan semua waktu yang
kita dapatkan untuk mempelajari semua yang kita perlukan. Untuk itu, kita perlu
belajar cerdas dan bijak.
Yang bisa kita lakukan antara lain adalah
belajar tidak hanya dari pengalaman kita sendiri, terutama adalah belajar dari
pengalaman orang lain. Banyak cara yang bisa dilakukan, antara lain adalah
membaca biografi orang-orang sukses. Dari artikel, buku biografi setebal puluhan
sampai ratusan halaman, kita bisa memetik pengalaman berpuluh-puluh tahun dari
orang-orang yang riwayat hidupnya dibukukan. Cara lain adalah membaca hasil
survei di bidang-bidang yang kita minati. Hasil survei memetakan data dan
informasi yang diekstraksi secara profesional dari pengalaman orang lain juga.
Cara yang lebih mudah adalah ”bertanya” pada orang-orang yang kita anggap lebih
berpengalaman dari kita dalam bidang-bidang yang kurang kita kuasai. Dengan
belajar dari orang lain, kita bisa melipatgandakan pengetahuan yang kita
dapatkan (yaitu pengetahuan dari pengalaman kita sendiri ditambah dengan
pengetahuan dari orang-orang lain).
Di dunia yang bergerak cepat, banyak
perubahan terjadi. Untuk mengendalikan perubahan ini, kita perlu belajar. Tanpa
belajar, kita tidak bisa mengejar perubahan tersebut. Dengan belajar pun, jika
tidak dilakukan dengan kecepatan yang sesuai dengan kecepatan perubahan
tersebut, belum tentu juga kita dapat bertahan. Jadi, belajar sudah merupakan
suatu keharusan, tetapi yang lebih diperlukan adalah belajar untuk sukses, yaitu
belajar dengan menerapkan strategi belajar efesien, efektif dan bijak. Selamat
belajar!dan semoga sukses
Tidak ada komentar:
Posting Komentar